Polri: Telah Mendeteksi Sejumlah Nana dan Ada Tokoh Publik Mengalirkan Dana ke Saracen
Medangreen.com, Jakarta - Juru bicara Markas Besar Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, mengatakan polisi telah mendeteksi sejumlah nama yang terlibat dalam sindikat ujaran kebencian, Saracen. Nama-nama itu didapatkan dari laporan hasil analisis (LHA) transaksi dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
"LHA dari PPATK sudah diterima. Ada yang menyebutkan nama-nama orang (yang dikenal)," katanya di Mabes Polri, Selasa, 19 September 2017. Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal Polri pun akan segera meminta keterangan dari sejumlah nama yang disebut dalam laporan analisis tersebut.
Meski begitu, Setyo belum mau mengungkapkan siapa saja yang terkait dengan Saracen, begitu pula dengan peran mereka dalam kongsi bisnis ujaran kebencian tersebut. "Saya belum tahu pasti. Namun dalam LHA itu disebut terkait dengan Saracen sehingga harus diklarifikasi," ujarnya.
Menurut Setyo, penyidik bakal memanggil sejumlah nama untuk diperiksa guna mendalami perannya dalam bisnis Saracen. Ketika ditanya kemungkinan tokoh politik atau partai politik yang terlibat dalam bisnis Saracen, Setyo menjawab, "Kalau profesinya dikenal publik, kira-kira apa? Saya enggak mau berandai-andai," ucapnya.
PPATK menyerahkan hasil LHA transaksi terkait dengan aliran dana Saracen pada Rabu, 13 September 2017. Sebelumnya, Kepala PPATK Kiagus Badaruddin mengatakan masih banyak yang bisa dijadikan tersangka kasus ujaran kebencian yang dilakukan Saracen berdasarkan hasil analisis tersebut.
Dari laporan hasil analisis itu, ditemukan aliran dana ke sejumlah rekening yang berhubungan dengan Saracen. PPATK, kata Kiagus, mengkonfirmasi dan menindaklanjuti data yang ditemukan kepolisian.
Penyelidik PPATK pun menelusuri keterkaitan rekening satu sama lain yang terkait dengan Saracen. Namun Kiagus menolak menyebutkan jumlah dan nilai transaksi dengan pertimbangan penyidikan berada di tangan kepolisian. “Kami melakukan penyelidikan dari sudut pandang kami, follow the money,” tuturnya.
ARKHELAUS W. | TEMPO.CO
Post a Comment