Foto: Rengga Sencaya |
Jakarta - Proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di Kota Medan akan menjadi proyek infrastruktur transportasi publik pertama yang dibiayai oleh swasta. Direncanakan dibangun tahun 2019, proyek ini akan menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Deputi Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Wismana Adi Suryabrata, mengatakan saat ini proyek LRT Medan masih dalam kajian yang dilakukan oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk skema pembiayaannya.
"Sekarang lagi dilakukan kajian dan kita minta PT SMI lakukan itu, ini suatu contoh LRT ini kan sebetulnya pertama kali lagi diusahakan dalam konteks KPBU, sebelumnya kan belum. Sekarang sudah dikerjakan oleh SMI untuk financial and business case," kata Wismana ditemui di Hotel Mahakam, Jakarta, Kamis (31/8/2017).
Menurut Wismana. skema pembiayaan yang melibatkan swasta pada pembangunan LRT di ibu kota Sumatera Utara ini memungkinkan dengan pengembangan transit oriented development (TOD) di setiap stasiunnya.
"Rencananya itu pengembangannya dikaitkan dengan TOD, jadi seberapa jauh dengan pengembangan itu masih dibutuhkan support dari pemerintah. Kalau bisa di-blend lumayan untuk meringankan beban yang harus ditanggung pemerintah," jelas Wismana.
Karena baru pertama kali, sambungya, membuat kajian dari skema pendanaan LRT Medan cukup memakan waktu.
"Mungkin akan sedikit memakan waktu karena untuk melakukan analisis dan seterusnya harus dilakukan secara hati-hati. Tidak seperti di Jakarta. Kemudian ini proyeknya kan proyek Pemda, PJPK (Penanggung Jawab Proyek Kerjasama) itu Wali Kota Medan," pungkas Wismana.
Saat ini proyek LRT Medan sedang dalam tahap pra kelayakan studi yang dilakukan oleh Pemkot Medan. Setelah pra FS, proyek selanjutnya akan masuk ke dalam tahap kelayakan studi, yang telah dilengkapi oleh dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) nya, sehingga bisa dilakukan proses bidding atau tender kepada swasta untuk dikerjasamakan.
Biaya investasi pembangunan LRT Medan mencapai Rp 6,3 triliun dan akan terintegrasi dengan pembangunan Bus Rapid Transportation (BRT).
Jalurnya akan terbentang di sisi kanan jalan arteri yang telah ada, melewati Jalan Letjend Jamin Ginting ke HM Yamin dan Jalan Wiliem Iskandar. Berdasarkan data yang ada, setidaknya akan ada 20 stasiun yang bakal dilewati di sepanjang 22,74 km tersebut. Dimulai dari Stasiun RS Adam Malik hingga Stasiun Universitas Medan. (idr/hns)
Post a Comment